KOTA SEMARANG, BANKOM SEMARANG NEWS.ID – Kasus penemuan jasad seorang pemuda di Reservoir Siranda, Kota Semarang, masih menjadi perhatian publik. Polda Jawa Tengah memastikan akan terus mendalami dan mengungkap fakta sebenarnya di balik kematian Dion Kusuma Pratama (21), yang ditemukan tewas pada Sabtu (16/08/2025) silam.
Baca juga : Tragedi DAM Merah Tambak Lorok: Seluruh Korban Ditemukan, Operasi SAR Resmi Ditutup
Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, saat meninjau lokasi bersama Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Kota Semarang, Yudi Indardo, Minggu (24/08/2025).
“Sebagai bahan penyelidikan hingga saat ini, penyidik dari Polrestabes Semarang telah memeriksa delapan orang saksi. Visum et Repertum (VER) terhadap jenazah korban juga sudah dilakukan dan hasilnya diharapkan bisa jadi petunjuk penting bagi penyidik,” terang Kombes Pol Artanto.
Baca juga : Kapolrestabes Pimpin Apel Tiga Pilar, Semarang Pertahankan Kota Paling Toleran
Menurutnya, polisi juga mengantongi rekaman CCTV di sekitar lokasi reservoir. Rekaman itu memperlihatkan korban datang pada malam 30 Juli 2025 dengan berboncengan tiga menggunakan sepeda motor bersama dua rekannya. Sesampainya di dekat lokasi, korban diturunkan, sementara dua rekannya pergi meninggalkan.
“Korban yang terlihat sempoyongan sempat berjalan di sekitar lokasi sebelum akhirnya hilang dari pantauan CCTV. Karena tak kunjung pulang, pihak keluarga melapor ke kepolisian, hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di reservoir pada 16 Agustus,” jelasnya.
Baca juga : Kapolrestabes Semarang Pimpin Upacara Hari Juang Polri, Sertijab dan Apresiasi Anggota Berprestasi
Dugaan sementara, korban sudah lebih dari dua minggu berada di dalam tandon air tersebut.
Penemuan mayat ini sempat menimbulkan keresahan di masyarakat. Warga khawatir air PDAM yang dialirkan ke rumah-rumah sudah tercemar. Menanggapi isu ini, Dirut PDAM Tirta Moedal, Yudi Indardo, dengan tegas meluruskan informasi yang beredar.
“Reservoir Siranda sejak bulan Maret 2025 hanya digunakan sebagai cadangan. Terakhir kali dipakai pada 5 Juli 2025 selama 7-8 jam untuk back up sekitar 3.000 pelanggan, itu pun hanya 1,5 persen dari total pelanggan kami. Setelah itu sudah tidak digunakan lagi hingga penemuan korban,” ungkap Yudi.
Baca juga : Polres Kendal Gelar Rapat Forkopimda, Tekankan Sinergitas Cegah Konflik Sosial
Ia menambahkan, karena sifatnya hanya sebagai cadangan, tidak ada petugas yang berjaga 24 jam di reservoir tersebut. Pengecekan rutin hanya dilakukan dari luar, sementara pengecekan teknis mendalam baru dilakukan jika tandon hendak dipakai.
“Pengecekan terakhir 5 Juli, jadi sejak korban dilaporkan hilang akhir Juli hingga ditemukan pertengahan Agustus, reservoir itu tidak digunakan sama sekali. Setelah kejadian, reservoir sudah kami kuras, dibersihkan, dan disterilisasi dengan disinfektan. Air yang tercemar juga sudah dibuang melalui saluran khusus, tidak bercampur dengan distribusi pelanggan,” tegasnya.
Baca juga : Musibah Pemancing di Dam Merah, Polda Jateng Evaluasi dan Tegaskan Pentingnya Keselamatan Laut
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto menekankan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir soal kualitas air PDAM.
“Dengan keterangan ini, kami luruskan bahwa tidak benar air yang tercemar mayat sempat dialirkan ke pelanggan. Kami mohon masyarakat tetap tenang dan tidak termakan isu menyesatkan. Saat ini fokus kami adalah menuntaskan penyelidikan agar kasus ini segera terungkap,” ujarnya.
Baca juga : Apel Tiga Pilar Kendal: Polri, TNI, dan Pemda Satukan Tekad Jaga Kamtibmas
Salah satu warga, Rini (34), pelanggan PDAM yang tinggal di daerah Tembalang, mengaku sempat resah mendengar isu tersebut.
“Awalnya jujur agak takut, apalagi berita di medsos bilang mayat sudah lama di dalam tandon. Tapi setelah ada penjelasan resmi dari PDAM dan polisi, sekarang lebih lega. Kami harap kasus ini cepat jelas,” ucapnya.
Baca juga : TMMD Sengkuyung III Kodim 0715/Kendal Resmi Ditutup, Jalan Desa Kedungsuren Kini Terhubung Lebar
Kasus penemuan mayat di Reservoir Siranda menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, baik dalam hal keamanan fasilitas vital maupun kecepatan klarifikasi informasi agar tidak menimbulkan keresahan publik. Sementara itu, aparat kepolisian memastikan akan terus bekerja hingga motif dan penyebab kematian korban terungkap secara terang benderang. (Anajib/.hms)