KOTA SEMARANG, BANKOM SEMARANG NEWS.ID – Ribuan jamaah menghadiri acara Istighotsah dan Doa Bersama bertajuk “Dari Jateng untuk Indonesia: Jaga Jateng, Jaga Indonesia” yang digelar di Wisma Perdamaian, Semarang, Minggu (31/08/2025). Kegiatan ini menjadi ikhtiar spiritual untuk memohon keselamatan, kedamaian, dan keberkahan bagi bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Jawa Tengah.
Acara diawali dengan pembacaan istighotsah yang dipimpin oleh KH. Ahmad Hadlor Ihsan, kemudian dilanjutkan doa lintas agama yang dipimpin oleh para pemuka agama, yaitu WS Andi Gunawan (Khonghucu), Tanto Harsono (Buddha), Ida Wayan Made Artayasa (Hindu), Suster Krista Yustina (Katolik), Pdt. Yoshua Wadaya (Kristen), dan KH. Ahmad Darodji (Ketua MUI Jateng) mewakili umat Islam.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Jawa Tengah KH. Taj Yasin Maimoen menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan di tengah tantangan bangsa.
“Istighotsah ini menjadi momentum untuk memperkuat doa, memperkuat kebersamaan lintas iman, dan meneguhkan komitmen kita menjaga Jawa Tengah agar tetap aman, tenteram, dan damai. Dengan menjaga Jateng, kita sekaligus menjaga Indonesia,” ujarnya.
Baca juga : Patroli Skala Besar Polrestabes Semarang: 95 Orang Diamankan, 63 Anak Dibina
Acara ini juga dihadiri oleh unsur Forkopimda Jawa Tengah, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta berbagai organisasi kepemudaan. Kehadiran mereka menjadi penegasan bahwa kebersamaan lintas sektor dan lintas iman adalah kunci untuk memperkuat sendi-sendi persatuan bangsa.
Baca juga : Aksi Damai BEM Undip di Mapolda Jateng Dapat Apresiasi Polisi, Jadi Contoh Demokrasi Tertib
Kakanwil Kemenag Jateng, Saiful Mujab, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan lintas agama ini.
“Kegiatan ini membuktikan bahwa doa adalah energi pemersatu. Melalui doa lintas iman, kita tidak hanya mendekat kepada Tuhan, tetapi juga meneguhkan kebersamaan untuk menjaga persaudaraan dan keutuhan bangsa,” tegasnya.
Baca juga : Polres Kendal Gelar Sholat Ghaib, Doakan Korban Insiden Demonstrasi Jakarta
Suasana khidmat menyelimuti jalannya acara. Doa-doa yang dipanjatkan tidak hanya menjadi pengharapan kepada Tuhan, tetapi juga simbol persatuan, sekaligus pengingat bahwa menjaga Jawa Tengah berarti turut menjaga Indonesia. (ADC/.hms)
