KAB. SEMARANG, Bankomsemarangnews.id – Di tengah derasnya arus modernisasi, Dsn. Candisari Ds. Kelurahan Kec. Jambu Kab. Semarang, menyimpan satu tradisi unik yang tetap lestari hingga kini. Tradisi itu dikenal dengan nama URAK, sistem jadwal jaga malam berbasis gotong royong yang sudah diwariskan turun-temurun oleh warga setempat.
URAK bukan sekadar sepotong kayu bertuliskan nama warga. Lebih dari itu, ia menjadi simbol tanggung jawab sosial dan kebersamaan masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan. Setiap warga akan mendapat satu potongan kayu yang sudah tertulis namanya masing-masing.
Ketika tiba jadwal jaga, kayu itu diserahkan kepada warga berikutnya sebagai penanda giliran. Jika lupa menyerahkan, maka akan ada sanksi sosial sang pemilik nama wajib berjaga kembali pada malam berikutnya.
Baca juga : Gathering RS Keluarga Sehat III Semarang: Sinergi Relawan untuk Layanan Kesehatan Humanis
Sistem sederhana ini telah lama menjadi mekanisme sosial yang efektif di Candisari. Tak ada peraturan tertulis, namun setiap orang memahami konsekuensinya. Tidak ada paksaan, karena kesadaran kolektif sudah menjadi bagian dari kehidupan warga.
Baca juga : Peringati HUT ke-80 TNI, Polres Kendal Tunjukkan Kebersamaan dan Soliditas Bersama Kodim 0715
Hal ini menarik perhatian Kapolres Semarang AKBP Ratna Quratul Ainy yang hadir dalam supervisi Satkamling pada Jumat (24/10/2025) mengaku kagum terhadap pola jaga URAK tersebut.
“Tradisi seperti ini menunjukkan kearifan lokal yang luar biasa. Di tengah era digital, ternyata nilai gotong royong dan rasa tanggung jawab masih hidup di masyarakat. Dimana setiap warga yang selesai jaga malam, akan menggantungkan URAK ini di pintu tetangga yang jaga berikutnya. Dan apabila lupa untuk menggantungkan di rumah tetangga jadwal jaga berikutnya, ada konsekuensi untuk jaga kembali di hari berikutnya.” Ujarnya diikuti tawa dari warga.
Baca juga : Peringatan HUT TNI ke-80, Polres Semarang Tunjukkan Soliditas dan Kebersamaan dengan TNI.
Bagi warga Candisari, menjaga lingkungan bukan hanya tentang keamanan fisik, tetapi juga menjaga hubungan sosial antarwarga. Kepala Desa Kelurahan, H. Suparno, menyebut bahwa sistem URAK telah lama berjalan bahkan sebelum adanya program Satkamling.
“URAK patrol ini sudah ada sejak dulu. Bukan hanya jadwal jaga, tapi simbol saling peduli dan saling mengingatkan,” jelasnya.
Baca juga : Antisipasi Kasus Keracunan, Polrestabes Semarang Gelar Rapat Koordinasi MBG
Sistem URAK kini menjadi inspirasi bagi wilayah lain. Di saat sebagian masyarakat mulai mengandalkan teknologi untuk keamanan, warga Candisari tetap percaya bahwa kunci rasa aman adalah kehadiran dan kebersamaan. Sebuah kearifan lokal yang sederhana, tapi punya makna besar menjaga kampung bukan hanya tugas petugas, tapi juga wujud cinta warga pada tempat tinggalnya.
Baca juga : Satpol PP Tertibkan Rumah Tak Berizin di Gajahmungkur, Pemkot Siapkan Pembangunan Baru
Nampak antusias warga dalam kegiatan ini dengan diwakili oleh Kepala Desa Kelurahan H. Suparno, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga atas kunjungan Kapolres dan rombongan.
“Atas nama warga, kami mengucapkan selamat datang di Dusun Candisari. Kegiatan penilaian Satkamling ini menjadi penyemangat bagi warga untuk terus menjaga keamanan lingkungan. Apalagi baru kali ini pejabat kepolisian datang langsung meninjau wilayah kami,” ungkapnya.
Baca juga : Kesbangpol Kota Semarang Gelar Kemah Kebangsaan, DPRD Dorong Persatuan Ormas
Sementara itu, Sekcam Jambu Eny Kuswatun yang hadir mewakili Camat menyampaikan apresiasi kepada seluruh warga Candisari. Ia menilai semangat kebersamaan dalam menjaga keamanan lingkungan menjadi energi positif dalam menciptakan situasi yang kondusif.
Selain pengecekan Pos Satkamling, Kapolres jiga memberikan bantuan peralatan jaga kepada perwakilan warga.
Selain itu dalam kegiatan ini juga diisi dengan penampilan kesenian kuda lumping yang diperagakan oleh remaja Dusun setempat.
Baca juga : Sinergi Pemerintah dan Komunitas Ojol, Jaga Keamanan Sosial Lewat FGD Strategis
Sehingga menunjukkan bahwa kolaborai antara Kesenian tradisional dan gempuran era Media sosial di tengah remaja, dapat tersaring dengan baik sehingga tidak mudah termakan berita berita yang belum tentu kebenarannya, sehingga tidak menggangu kondusifitas lingkungan sekitar.(Arie B)




