KOTA SEMARANG, BANKOM SEMARANG NEWS.ID – Menjelang musim penghujan 2025, Pemerintah Kota Semarang menggelar Apel Gladi Lapang Menghadapi Musim Penghujan sekaligus Pengukuhan Pengurus Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kota Semarang periode 2025–2028. Acara berlangsung di Halaman Balaikota Semarang, Jalan Pahlawan No.148, pada Kamis (11/09/2025) pagi.
Baca juga : Polda Jateng Gelar Doa Bersama Peringatan Maulid Nabi, Ajak Masyarakat Teladani Akhlak Rasulullah
Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Semarang, Dr. Agustina Wilujeng Pramestuti, S.S., M.M., dihadiri Forkopimda Kota Semarang, BPBD Provinsi Jawa Tengah, BPBD kabupaten/kota se-Jateng, akademisi, Bankom Kota Semarang dan organisasi kemasyarakatan, relawan kebencanaan, serta camat dan perwakilan masyarakat.
Baca juga : Dewan Pers Indonesia & SPRI Ajukan 8 Tuntutan ke Presiden Prabowo Demi Kemerdekaan Pers
Tercatat, 45 peserta mengikuti apel lapangan dengan melibatkan unsur TNI, Polri, Brimob, Lanal, Damkar, Dishub, DLH, PU, Satpol PP, Dinkes, serta sarana-prasarana penanggulangan bencana.
Dalam apel tersebut, Wali Kota mengukuhkan pengurus FPRB periode 2025–2028 melalui pembacaan Surat Keputusan Wali Kota Semarang Nomor 300:/787 Tanggal 10 September 2025, dilanjutkan dengan penyerahan bendera FPRB dan penandatanganan SK oleh Ketua FPRB, Kalaksa BPBD, dan Wali Kota.
Dalam sambutannya, Wali Kota Agustina menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di Semarang.
“Semarang adalah kota dengan keunikan geografis sekaligus tantangan besar. Kita berada di kawasan pesisir dengan ancaman banjir rob, penurunan tanah, hingga longsor di wilayah perbukitan selatan. Apel gladi lapang ini bukan sekadar seremoni, tapi bukti komitmen kesiapan lintas sektor dalam menghadapi bencana,” ujarnya.
Baca juga : DPR RI Gelar Konferensi Pers, Putuskan Hentikan Tunjangan Perumahan dan Perketat Transparansi
Wali Kota juga menyampaikan data kejadian bencana di Kota Semarang sepanjang Januari 2025, tercatat 85 bencana alam meliputi banjir, longsor, puting beliung, hingga kebakaran, dengan kerugian mencapai Rp1,8 miliar.
“Terbukti, sehari sebelum apel ini, talud setinggi 15 meter longsor di Jatisari mengakibatkan 4 rumah rusak. Ini alarm bagi kita semua untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan upaya mitigasi,” lanjutnya.
Baca juga : Kunjungan Kerja Danrem 073 ke Kodim 0715/Kendal, Fokus Jaga Kondusifitas Wilayah
Wali Kota mengajak seluruh pihak untuk menjadikan kesiapsiagaan sebagai budaya, bukan sekadar rutinitas musiman.
“Semarang Bersatu, Semarang Semakin Hebat, Semarang Semakin Tangguh. Semua terlibat, semua selamat,” tegasnya.
Baca juga : Pelatihan BECR – Rescue Squad Semarang: Bekali Komunikasi Radio Relawan dan Perkuat Komunikasi Darurat
Kepala Pelaksana BPBD Kota Semarang, Drs. Endro Pudyo Martantono, M.Si, menyebut apel ini menjadi momentum memperkuat koordinasi antar-stakeholder.
“Apel ini menggugah seluruh komponen Kota Semarang, dari tenaga medis, relawan, perguruan tinggi, hingga dinas infrastruktur untuk bersama-sama dalam satu wadah FPRB. Dengan keterlibatan semua unsur, penanganan bencana akan lebih cepat dan terintegrasi,” jelasnya.
Baca juga : Bankom Polrestabes Semarang Bersama Mitra Jalin Sinegritas Dalam Misi Kemanusiaan
Usai acara, Wali Kota Agustina kembali menegaskan peran FPRB dalam memperkuat mitigasi bencana.
“Semua sekretaris dinas wajib menjadi bagian dari FPRB. Sinergi lintas OPD mutlak diperlukan agar jika terjadi bencana, penanganan bisa lebih cepat. FPRB akan berkoordinasi dengan setiap pemangku wilayah melalui BPBD,” terang Wali Kota.
Baca juga : Desak Pembangunan Tanggul Permanen, Warga Kebonharjo Datangi DPRD Kendal
Ditambahkan, potensi bencana longsor di Semarang masih cukup tinggi hingga Februari 2026. Pemerintah pun tengah menyiapkan kebijakan terkait pembangunan di wilayah rawan bencana.
“Kebijakan ini bukan untuk mempersulit, melainkan melindungi warga agar bencana serupa tidak terulang. Untuk masalah genangan dan banjir, penyebabnya banyak karena saluran mampet atau penyempitan. Kami mohon maaf jika ada ketidaknyamanan akibat proses normalisasi saluran dan sungai. Semua ini demi keselamatan bersama,” pungkasnya.
Baca juga : Doa Bersama dan Deklarasi Damai Komunitas Ojol Semarang untuk Affan Kurniawan di Simpang Lima
Acara apel diakhiri dengan peninjauan sarana-prasarana penanggulangan bencana, termasuk kesiapan dapur umum untuk mendukung logistik ketika bencana terjadi. (ADC)