141 Kasus KDRT di Semarang Sepanjang 2024, Semarang Timur Dan Pedurungan Mendominasi

SEMARANG, BANKOM SEMARANG NEWS.ID – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang mencatat total 263 kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang tahun 2024. Dari jumlah tersebut, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) menjadi kasus yang paling dominan dengan total 141 laporan.

 

Baca juga : Peringati Hari Ibu Ke-96 Tahun 2024, FPK Kalbar Gelar Seminar Peran Ibu Menyiapkan Generasi Sehat

 

Semarang Timur dan Pedurungan Dominasi Kasus KDRT menurut Plt Kepala DP3A Kota Semarang, Noegroho Edy Rijanto, dua kecamatan yang mencatatkan angka KDRT tertinggi adalah Semarang Timur dengan 26 kasus dan Pedurungan dengan 22 kasus.

“Faktor penyebab tingginya angka KDRT di dua wilayah ini adalah permasalahan ekonomi dan kepadatan penduduk,” ujar Edy, Rabu (18/12/2024).

 

Baca juga : Kapolsek Nanga Mahap Sigap Peduli Kemanusiaan, Salurkan Bantuan Untuk Seorang Bayi Piatu di Desa Tamang

 

DP3A Kota Semarang telah menyediakan layanan pendampingan, termasuk memfasilitasi korban untuk melakukan visum jika ingin melapor ke polisi. Namun, Edy menekankan bahwa pihaknya berupaya melakukan mediasi antara korban dan pelaku sebelum kasus tersebut dibawa ke ranah hukum.

“Sering kali, korban melapor dalam kondisi emosi yang masih labil. Setelah dilakukan mediasi, beberapa korban memilih untuk rujuk kembali dengan pelaku,” tambah Edy.

 

Baca juga : Dukung Program Nawacita Polres Sambas Tangkap Pengedar Shabu Dan Sita Sejumlah Barang Bukti Berupa Paket Narkoba

 

Jika mediasi gagal, DP3A akan bekerja sama dengan berbagai lembaga bantuan hukum seperti LRC-KJHAM, LBH Semarang, dan LBH Apik untuk mendampingi korban dalam proses hukum.

Tingginya angka kekerasan terhadap perempuan di Kota Semarang juga mencerminkan peningkatan kesadaran korban untuk melapor. Sosialisasi yang dilakukan oleh DP3A dan jaringan pendukung lainnya, termasuk Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak (JPPA), berkontribusi signifikan dalam mendorong korban melapor.

 

Baca juga : Makanan Bergizi Gratis Untuk Siswa, TNI Dukung Program Walikota Malang

 

“Kami sering melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat, terutama di tingkat kelurahan, agar korban tahu bahwa ada lembaga pendamping yang siap memberikan layanan gratis,” jelas Edy. (Tomo)

Hubungi Informasi Iklan:

Scroll to Top