JAKARTA, BANKOM SEMARANG NEWS.ID – Dikabarkan, Pizza Hut Indonesia yang dikelola oleh PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), sudah mulai menutup 20 gerainya serta melakukan PHK terhadap 371 karyawan dari bulan Januari hingga bulan September 2024, dan menyisakan 595 gerai yang masih beroperasi.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2024 PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), perusahaan mencatat kerugian Rp 96,7 miliar, tiga kali lipat lebih besar dibandingkan kerugian Rp 38,95 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penjualan Pizza Hut juga turun signifikan, dari Rp 2,75 triliun pada kuartal III 2023 menjadi Rp 2,03 triliun pada 2024, mencerminkan tekanan yang dihadapi sektor makanan cepat saji.
Baca juga : Kemensos Luncurkan Aplikasi SIM PUB-UGB, Permudah Izin Donasi Dan Undian Gratis
“Penyebab utama kerugian adalah penurunan daya beli masyarakat akibat melemahnya kondisi ekonomi kelas menengah,” ujar Direktur Operasional Sarimelati Kencana, Boy Ardhitya Lukito, Senin (18/11/2024).
Kemudian tensi geopolitik. Dampaknya ke retoran cepat saji itu adalah bagaimana respons masyarakat terhadap perusahaan.
“Dampak geopolitik bisa dilihat dari social reasoning kami memang sudah ada penurunan dari waktu awal, tapi kami tidak bisa memisahkan mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil,” tambahnya.
Baca juga : Kegiatan “Laris Manis”, DPMPTSP Gandeng Kemenag Kota Semarang
Fenomena tersebut dialami oleh KFC Indonesia, yang sebelumnya menutup puluhan gerai dan mem-PHK ribuan karyawan setelah merugi Rp 558,7 miliar pada kuartal ketiga 2024, memperlihatkan tantangan berat bagi industri makanan dan minuman (FnB) di tengah perubahan ekonomi.
“Sampai dengan tanggal 30 September 2024 dan 31 Desember 2023, perusahaan mengoperasikan masing-masing 595 dan 615 gerai Pizza Hut di Jakarta dan kota lain di Indonesia,” tulis laporan keuangan perusahaan.
Baca juga : Harga Rokok Bakal Naik Mulai 1 Januari 2025
Sementara untuk mendorong kinerja ke depannya, PZZA telah menyiapkan strategi baru dengan melakukan perubahan image restoran, baik dari segi desain interior hingga eksterior yang lebih powerful.
“Ada beberapa outlet yang memang sudah outdated atau ketinggalan desainnya, suasananya, atmosfirnya dan itu jadinya tidak lagi jadi menarik di kalangan Gen Z dan milennials, fokus kami itu ke depannya adalah meng-upgrade restoran-restoran kami,” pungkas Boy.
(Red/Tomo)