KOTA SEMARANG, BANKOM SEMARANG NEWS.ID – Polrestabes Semarang mengundang orang tua pelaku tawuran dan guru SMKN 4 Semarang untuk meluruskan kasus penembakan siswa di Semarang. Kamis (28/11/2024).
Pertemuan itu digelar dalam rangka memulangkan 14 remaja yang terlibat tawuran kepada orang tuanya.
Kegiatan dipimpin oleh Kapolrestabes Semarang Kombes.Pol. Irwan Anwar yang didampingi Kabidhumas Polda Jateng Kombes.Pol. Artanto dan Wali Kota Semarang Hervearita Gunaryanti.
Kapolrestabes Semarang Kombes.Pol. Irwan Anwar mengatakan banyak informasi di masyarakat tentang kasus penembakan anggota polisi kepada siswa SMKN 4 Semarang yang mengatakan tidak terjadi tawuran.
Banyak berita di media sosial bahwa korban GRO tidak pernah menjadi anggota geng atau tawuran.
“Pada kesempatan ini, bapak ibu sengaja saya kumpulkan disini untuk menjawab kesimpang siuran berita di luar terutama yang ada di medsos,” ujar Kapolrestabes.
Kombes.Pol. Irwan Anwar menjelaskan bahwa saat kejadian itu, terjadi tawuran antar geng Seroja dan Tanggul Pojok, Minggu (24/11/2024).
Setelah mendapat bukti video dari pelaku tawuran dam CCTV didapatkan fakta bahwa korban GRO ikut dalam tawuran.
“Video yang kita tampilkan menyatakan bahwa benar pada malam itu terjadi aksi tawuran,” beber Kapolrestabes.
Pada saat kejadian tersebut, melintas anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang, Aipda RZ yang berupaya membubarkan tawuran.
Namun tindakan penembakan yang dilakukan oleh Aipda RZ dianggap sebagai tindakan berlebihan atau belum perlu dilakukan.
Saat ini anggota polisi yang menembak Siswa SMKN 4 Semarang sudah ditahan patsus 20 hari di Polda Jawa Tengah untuk proses penyidikan lebih lanjut.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hervearita Gunaryanti mengungkapkan keprihatinannya atas maraknya peristiwa tawuran yang diikuti oleh anak remaja di Kota Semarang.
Ditegaskan, bahwa pemerintah Kota Semarang akan mendukung kepolisian dalam upaya mitigasi dan pencegahan terulangnya peristiwa tersebut.
Ia juga meminta para orang tua untuk dapat memantau anak-anaknya dirumah maupun diluar dan bergaul dengan siapa.
“Bagian mitigasi ini ada peran dari Pemkot Semarang. Kami ingin mengurai bersama, ada alasan apa sehingga anak-anak kita melakukan hal seperti ini,” tutur Walikota Semarang. (Red/Tomo)