JOGJA, BANKOM SEMARANG NEWS.ID – Pembangunan Tol Jogja-Solo-YIA Paket 2.2 telah mencapai 46 persen. Hanya saja, masih ada lahan yang belum dibebaskan. Rabu (25/12/2024).
Baca juga : Revitalisasi Tambak Pantura Jawa Akan Hidupkan Petani Garam Dan Peternak Tambak
Humas Proyek Tol Jogja-Solo-YIA Area DIY PT Adhi Karya (Persero) Tbk Agung Murhandjanto menuturkan, kebutuhan lahan sendiri ada 654 bidang seluas 28,65 hektare. Namun, masih ada 41 bidang seluas 4,65 hektare atau sekitar 16 persen yang belum bebas.
Agung mengatakan, lahan berstatus sertifikat hak milik (SHM) sudah dibebaskan semua. Hanya tinggal satu, tetapi tidak diketahui ahli warisnya. Sehingga harus melalui proses konsinyasi.
“Lahan yang belum bebas lebih ke tanah desa. Ada satu sekolah dan satu masjid juga,” ucapnya.
Sedangkan untuk proses pembangunan hingga 11 Desember, sudah ada 15 unit box saluran yang dibangun. Begitu pula dengan lima dari total enam unit box underpass.
Baca juga : Kegiatan “Laris Manis”, DPMPTSP Gandeng Kemenag Kota Semarang
Sementara struktur jembatan, pengerjaan 234 bored pile telah selesai. Sehingga masih ada 39 bored pile yang perlu diselesaikan. Sementara pilecap, dari 14 masih ada dua yang belum selesai.
“Proses bisa lebih banyak lagi, tapi kami menunggu pembebasan lahan. Kami tidak bisa menyentuh lahan yang belum dibebaskan,” jelasnya.
Baca juga : Destinasi Baru Di Candi Borobudur Telah Dibuka, Tawarkan Wisata Edukasi
Agung juga menyoroti intensitas hujan yang tinggi. Dia menilai kondisi ini mengurangi kecepatan pembangunan, khususnya saat melakukan pengeboran.
“Pengeboran dengan kedalaman 40 meter sudah menimbulkan lumpur. Adanya hujan jadi semakin banyak lagi. Kami harus hati-hati,” ucapnya.
Baca juga : Rakor Kolaborasi dan Sinergi Lintor, Sepakat Wujudkan Kampung Zakat Kota Semarang
Dikatakan, pembangunan ini akan terus berjalan meski masa Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Namun, untuk lalu lalang kendaraan berat akan dibatasi pada pukul 23.00-04.00 agar tidak mengganggu arus lalu lintas.
“Bagi kendaraan pribadi atau bukan niaga harapannya bisa mencari jalur alternatif untuk menghindari simpang empat Kronggrahan. Jadi, tidak terjebak kemacetan,” ujar Agung.
Salah satu warga Sleman Ikra Widya menuturkan, seluruh proses pembangunan tol ini memang harus memperhatikan para pengguna jalan. Terutama terkait penerapan rekayasa lalu lintas.
Baca juga : Dua Hari Tersesat Di Gunung Agung, Basarnas Dan Tim Gabungan Berhasil Selamatkan Dua Pendaki
“Harapannya tol bisa berdampak untuk masyarakat, khususnya warga Sleman sendiri,” ucapnya.
(Red/Tomo)