MUNGKID, BANKOM SEMARANG NEWS.ID – Di wilayah Candi Borobudur telah hadir destinasi wisata baru, tepatnya di Desa Karangrejo Kabupaten Magelang, yakni Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur. Destinasi tersebut menawarkan edukasi sejarah kehidupan masyarakat pedusunan masa lampau, dalam konsep kekinian sehingga menarik pengunjung.
Baca juga : Libur Natal Dan Tahun Baru 2024/2025, Disbupar Kudus Keluarkan Surat Edaran
Pembukaan Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur ini diawali dengan pertunjukan teatrikal barong kuda lumping oleh sejumlah seniman, dilanjutkan aksi melukis mural pada mobil, Kamis (26/12/2024)
“Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur ini menjadi salah satu destinasi baru, yang akan memberikan edukasi kepada wisatawan dan generasi muda,” ujar Umar Chusaini, Pengelola Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur.
Museum Desa berisi tentang gambaran kehidupan masa lalu, peninggalan nenek moyang sebelum Indonesia merdeka, seperti bentuk rumah petani Jawa, joglo limasan, berbagai peralatan pertanian, perabot rumah tangga, pusaka, kitab kuno dan lainnya.
“Apa yang ada di desa, terutama Karangrejo, juga ditampilkan di museum ini. Rumah petani, rumah masyarakat biasa itu bisa dilihat langsung di Museum Desa ini,” ujar Umar.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa selain menampilkan ribuan koleksi benda benda kuno yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Borobudur dan sekitarnya, Museum Desa juga memajang berbagai karya seni hasil karya para seniman saat ini.
Baca juga : Diharapkan RUU Prioritas 2025 Lebih Membumi, Pj Gubernur Jateng Terima Kunjungan Baleg DPR RI
“Semua karya seni itu merupakan suatu kebanggaan dari kreativitas dan imajinasi seniman di sekitar Candi Borobudur, seperti patung Budha terkecil, keris terkecil, patung, dan berbagai lukisan kanvas,” lanjut Umar.
Diungkapkan juga, di Museum tersebut ada benda-benda seni yang lain, dari seniman yang tinggal di Borobudur dan sekitarnya.
“Semua benda yang dipamerkan merupakan koleksi pribadi dari proses panjang selama puluhan tahun. Sedangkan koleksi paling tua yang dipamerkan sementara ini, adalah buku tulisan tangan beraksara Jawa kuno yang diperkirakan ada sejak abad ke-17 dari daerah Temanggung,” ujar Umar.
Umar menjelaskan, bahwa muncul ide untuk membuat museum desa ini, karena kebutuhan untuk generasi yang akan datang.
Baca juga : PPDB SMA Kemala Taruna Bhayangkara Resmi Buka, Prioritaskan Lulusan SMP Kurang Mampu Berprestasi
Karena semua benda yang dipajang berusia tua dan butuh biaya perawatan, maka pihak pengelola Museum Desa berencana menerapkan tiket masuk yang cukup terjangkau, yakni sekitar Rp20.000/orang.
“Pertama kali tahu ada museum desa. Apalagi ini seperti suasana zaman dulu banget. kita seperti dibikin kagum, tak cuma tempat untuk bisa foto-foto tapi ada edukasinya,” kata salah satu pengunjung Museum Desa, Noer Ayudia Ajeng.
Baca juga : Perkuat Pelestarian Cagar Budaya Indonesia, PU Turut Andil
Pengunjung akan dimanjakan dengan nostalgia dan pengetahuan berbagai sejarah leluhur, dari dusun-dusun yang kini sulit didapatkan.
(ADC/hms)