KAB.KENDAL, BANKOM SEMARANG NEWS.ID – Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Kendal sejak Rabu malam, 5 Februari 2025, dengan intensitas hujan lebat disertai angin, telah menjadi status siaga darurat bencana yang ditetapkan sejak awal November 2024 hingga 30 April 2025.
Melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Kendal Nomor: 100.3.3.2/303/2024, yang mencakup kewaspadaan terhadap bencana banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung, terutama di wilayah-wilayah rawan.
Hingga hari Kamis, 6 Februari 2025, kondisi ini masih melanda Kabupaten Kendal, terutama beberapa wilayah yang terendam banjir dengan ketinggian bervariasi. Hal ini bisa memperparah dampak terhadap masyarakat, infrastruktur, dan aktivitas sehari-hari.
Prediksi dari Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Giyarto, bahwa hujan akan terus mengguyur wilayah Kendal hingga awal malam, bagi masyarakat untuk tetap waspada.
“Diprakirakan masih akan berlanjut sampai sore – awal malam hari,” kata Giyarto saat dihubungi, Kamis (06/02/2025).
Hujan yang masih mengguyur beberapa kecamatan di Kabupaten Kendal, seperti Plantungan, Pageruyung, Sukorejo, Kaliwungu, Brangsong, Weleri, Cepiring, Patebon, Kendal, Rowosari, dan Kangkung, terdampak oleh cuaca ekstrem ini.
“Untuk wilayah Kendal saat ini masih hujan cukup deras di beberapa wilayah,” lanjutnya.
Baca juga : Rapat Dengar Pendapat Digelar DPRD Kendal, Desak Pemkab Segera Terbitkan SK TDB
Prediksi bahwa hujan akan meluas ke beberapa kecamatan seperti Patean, Singorojo, Limbangan, Boja, Pegandon, Gemuh, Ringinarum, Ngampel, dan Kaliwungu Selatan pada sore hingga awal malam nanti. Dengan kondisi ini, penting bagi masyarakat di wilayah-wilayah tersebut dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di area yang sebelumnya jarang terdampak.
Baca juga : Diguyur Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Pantura Hingga Pendopo dan Kantor DPRD Kendal Tergenang
Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang, Retna Swasti Karini, pada Kamis, 6 Februari 2025, juga menyampaikan hal yang serupa. Prediksi meluasnya hujan di wilayah Kendal hingga awal malam nanti, masyarakat diharapkan dapat lebih siap menghadapi situasi ini.
Retna Swasti Karini memperingatkan, mengenai ancaman hidrometeorologi seperti longsor, banjir, dan angin puting beliung di sejumlah daerah di Jawa Tengah, termasuk potensi cuaca ekstrem dengan hujan lebat, angin kencang, dan petir yang diprediksi berlangsung hingga beberapa hari ke depan, merupakan hal yang harus diwaspadai serius oleh masyarakat.
“Awas, hujan, badai dan gelombang tinggi di perairan utara 1,25-2,5 meter dan di perairan selatan Jawa Tengah 2,5-4 meter sangat berisiko bagi kegiatan pelayaran,” kata Retna.
Baca juga : Masyarakat Diminta Waspada, Prediksi Puncak Cuaca Extrem Bulan Januari-Februari 2025
Sementara, imbas cuaca ekstrem yang mengakibatkan 13 lokasi di Kabupaten Kendal terendam banjir dengan ketinggian air yang bervariasi merupakan situasi serius yang membutuhkan perhatian segera dari pemerintah dan masyarakat.
Selain hujan deras, banjir di Kabupaten Kendal disebabkan oleh luapan beberapa sungai besar, seperti Sungai Waridin di Brangsong, Sungai Kendal, Kali Blorong, Kali Wedus, dan Kali Jaran. Ini menunjukkan bahwa kapasitas sungai untuk menampung debit air sudah melampaui batas.
Baca juga : Kebakaran Melahap Toko Alat Tulis di Cangkring Kendal, Diduga Konsleting Listrik
Sekretaris BPBD Kendal, Ahmad Huda Kurniawansah mengatakan, kondisi banjir yang cukup parah di Dusun Tabak Segedong, Desa Kertomulyo, Kecamatan Brangsong, dengan ketinggian air mencapai 40–60 sentimeter. Dampak akibat luapan sungai dan curah hujan yang tinggi menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari dan berpotensi membahayakan keselamatan warga.
“Tingginya genangan air yang mengakibatkan beberapa jalan utama tidak dapat dilewati memang sangat mengganggu aktivitas warga, terutama bagi mereka yang membutuhkan akses, keadaan ini juga bisa memperburuk situasi sejumlah wilayah,” ujarnya.
Baca juga : 11 Kecamatan di Kendal Terendam Banjir, Dampak dari Jebolnya Tanggul Sungai Bodri
Ahmad Huda Kurniawansah menggarisbawahi, bahwa luapan beberapa sungai di Kendal menjadi penyebab utama banjir yang melanda wilayah tersebut, karena sungai-sungai tersebut tidak mampu menampung curah hujan yang tinggi. Curah hujan yang ekstrem, kapasitas sungai yang terbatas juga memperburuk situasi. (ADC/hms)